Kamis, 23 Februari 2012

Penatalaksanaan Dalam Kamar Operasi Dalam Sudut Pandang Penata Anastesi

Perlu diketahui bahwa paparan berikut ini merupakan suatu pengalaman yang diambil dari aktifitas kerja (sudah dilakukan bertahun-tahun) yang memiliki ketidaksamaan terhadap rumah sakit lain tetapi pada prinsip kerja teori praktek semua rumah sakit sama.

Hal ini mengambil sudut pandang dari aktifitas penata anestesi yaitu sebagai berikut :

  • Laporan Sebelum Bekerja.
Untuk memulai kerja penata anestesi sebaiknya mengikuti operan pagi yang dilakukan oleh kedua tim asisten bedah maupun tim penata anestesi yang malam melaporkan kepada tim asisten bedah dan penata anestesi yang pagi. Laporan yang dilakukan meliputi :
-- Berita acara yang mengenai kejadian-kejadian saat tim malam lalui dan jumlah operasi yang dilakukan maupun juga kejadian yang istimewa.
-- Laporan alat instrumen bedah yang sudah dipakai maupun yang akan dipakai nanti, serta pesanan dokter atas alat yang sudah dipakai maupun yang akan dipakai.
-- Laporan jadwal operasi yang akan dilakukan dalam hal kehadiran pasien di tempat maupun pembatalan tindakan operasi.
-- Laporan dokter jaga anestesi berserta pesanan atas kehadiran preop visit.
-- Laporan Ketenagaan perawat asisten bedah maupun anestesi yang sudah dilalui maupun yang nanti bekerja seperti cuti, sakit, ijin, atau dinas kotak maupun on Call.
-- laporan berita terakhir yang disampaikan oleh kepala unit berkisar informasi tentang rumah sakit yang bersangkutan.


  • Pesiapan Penata Anestesi.
Sebelum persian yang akan dilakukan sebaiknya kita menguasai kondisi jadwal operasi yang nanti terjadi sehingga bisa memenejemenkan dalam persiapan yang akan dilakukan.
Apabila masih ada Operasi yang belangsung atau belum selesai. Maka kita akan melanjutkan nya dengan memperhatikan situasi yang terjadi. perhatian itu berupa operan yang dilakukan oleh penata anestesi malam seperti :
-- Apa tindakan operasi yang dilakukan dan baru sampai mana?
-- Tindakan penata anestesi yang sudah dilalui dengan dokter anestesi siapa? seperti; jenis pembiusan?, IV line no berapa dan dimana?, kondisi pasien ( ada asma, alergi obat, riwayat operasi istimewa, kompos mentiskah, berat badan, hipertensikah atau DM kah atau penyakit yang harus diperhatikan, lab pasian HB? HT? BT? CT? dll.), Obat yang sudah diberikan (obat induksi maupun premedikasi) atau obat mentenance yang berikan?, telah terpasang apa dalam paket ventilator (terpasang ETT /ETNT/LMA beserta nomernya?, tambahan NGT atau CVC, Arteri line,), Gas mentenance apa? (N2O, O2, Air, Sevorane, isoflurane, desflurane dengan jumlah pemberian,?), Rumatan Syring Pump (NTG, Nitrocine, Precedex, atau Sejenis Propofol dengan jumlah pemberian?)
-- Instruksi akhir anestesi seperti ; Extubasi kah, obat post operasi?, nanti kembali ke lantai perawatan atau ke ruangan khusus (Icu, Iccu).

Persiapan anestesi dalam hal ini langsung meminta paket di farmasi yang di sesuai dengan dokter anestesi yang membius dan jam,nama pasien, beserta nama tindakan yang akan dilakukan. Setelah paket sudah didapat terdapat operan antara farmasi dengan penata anestesi seperti ; jenis paket dokter siapa?, jenis paket pembiusan?, kelengkapan obat?, tanda tangan penerima dan penngambil.
Persiapan paket yang diterima langsung penata menyiapkan hal-hal yang berikut ini :
-- Set Infus (alkohol soap, IV line, tegaderm, conecta plus, set sangofix / blatset, kolf , dan obat premedikasi sesuai intrusi dokter anestesi[cedantron/granon/vomizole/panso/rantin/narfos/kitryl].)
-- Set obat induksi (obat sedasi[fortanest/midazolam/dormicum], obat sakit[fentanyl/pethidine/dynastat/antrain/tramal/morphin], obat hipnotic[propofol/fresofol/trivam/recofol/ketalar], obat relaksan[roculax/ecron/atracurium/esmeron], obat emergency induksi[epedrine/raivas/atropin/nocoba], obat rumatan secaria[sintocinon/methergin]
-- Set spinal (bila pembiusan spinal) seperti ; set duk e/a steril, hanscun steril, jarum spinal[BD27, Spinocan 27, pajunk 27,29], spuit[no1,3,5], obat spinal[marcainheavi/buvanest/regivel], obat racikan spinal[catapres,morphin,ephineprine,dextrose 40%], obat lokal[lidocain]
-- Set intubasi ( langringoscope, tang magil, mandraine, spuit 20cc, cylicain jelly, stetoscope, plester besar sedang kecil, suction, gudle, LMA/ETT/ETNT)
-- Set Ventilator (facemask, rebriting, gas mentenance stanbay[O2, N2O, Air, Sevorane, Desflurane, Isoflurane,dll]) dengan di uji coba test lung.
-- Set meja operasi (meja operasi stanbay[terselimuti perlak dan leken besar dan meja operasi dapat di operasikan], tempat tangan kanan kiri dan booh sudah didekatkan ditempat yang terjangakau, tiang infus stanbay, dan restrain tangan 2 buah).


  • Penerimaan Pasien Datang ke Kamar Operasi.
Sebelum proses penerimaan pasien terjadi atau pasien datang dari lantai dan admention, sebaiknya ada yang perlu diperhatikan yaitu :
-- Untuk pasien yang sudah dirawat di ruang perawatan sebaiknya di cek kembali preop visit dokter anestesi, bila belum konfirmasi kembali ke dokter anestesi kembali, bila sudah preop visit diharuskan segera kekamar operasi (1 jam sebelum operasi sudah di panggil untuk diantar kekamar operasi dan 30 menit sebelum operasi sudah di kamar operasi untuk persiapan penata anestesi mempersiapakan pasiennya).
-- Tempat tidur diruang persiapan diharuskan sudah stanbay.
-- Bila kamar operasi penuh dikarenakan ada operasi yang sulit maka kemungkinan operasi selanjutnya mundur sehingga petugas penata harus menginformasikan ke ruang perawatan untuk diharapkan menunggu sebentar dan akan dipanggil ulang kembali.
-- Apabila pasien sudah dipanggil untuk segera kekamar operasi maka tandai lah papan jadwal dengan tanda hijau di samping jamnya dan lingkarilah bila pasien sudah ada di kamar operasi.

Sesampai nya pasien datang kekamar operasi kita sebagai petugas kamar operasi memiliki sikap memberi salam, mengenalkan diri, baik, empati dan tidak menakutkan, dikarenakan pasien yang datang sebagian besar menghadapi kecemasan tinggi.
Laporan file pasien akan dibacakan oleh perawat ruangan dan yang kita periksa adalah sebagai berikut :
-- Lembaran cek pre op di akhiri tanda tangan si penerima dan pengantar pasien beserta tanggal, jam dan nama.
-- Lembaran A3 atau persetujuan operasi bila orang asing A1.mengetahui nama tindakan sesuaikan dengan jadwal yang ada.
-- Lembaran data penunjang seperti lab, ronggen, dan ekg dll. mengetahui adanya moda HB sebelum operasi dan resiko ventilator terhadap paru-paru.
-- Lembaran anestesi. mengetahui dokter anestesi sudah preo visit belum dan pengkajiannya terhadap BB, riwayat Operasi, asma dan alergi begitu juga ASSA dan jenis pembiussan yang akan dilakukan.
-- Lembaran Daftar obat. mengetahui obat apa saja yang sudah diberikan.
-- Identitas pasien. mengetahui kelas dan kamar berapa untuk menentukan jenis obat
setelah itu segera buatkan langsung papan catatan anestesi seperti lembaran 2resep, cast slip, A3, lembaran anestesi dan lembaran daftar obat. kemudian siapkan pasien di tempat tidur ruang persiapan dengan mengenakan topi operasi,bantal dan selimut.




  • Penatalaksanaan Penata Anestesi Di Ruang Persiapan.
Adapun persiapan yang harus yang dilakukan adalah memasang infus dan mengkaji kembali kepada pasien tentang riwayat tindakan operasi dan riwayat asma, alergi obat, penyakit lain. guna membuat wacana pembicaraan agar pasien tidak terlalu cemas terhadap persiapannya.
Dalam pemasangan infus yang harus diperhatikan adalah letak pemasangan infus itu sendiri. memang di usahakan pemasangan dilokasikan ditangan kiri akan tetapi bila terdapat ltempat lokasi operasi sebaiknya di sebelah kanan agar tidak mengganggu jalan operasi. permisalan operasi fraktur tangan kiri atau operasi tumor payudara kiri sebaiknya lokasi infus sebaiknya di tangan kanan, dan kejadian sebaliknya.
Selain itu yang di perhatikan lagi terhadap set infus adalah bila operasi yang menggunakan cara laparascopy sebaikknya set infus diperpanjang karena sebagian besar operasi dengan cara laparascopy kedua tangan atau salah satu tangan pasien saat operasi akan diposisikan di sisi badan pasien agar saat dokter bedah bekerja dapat menggunakan alat laparascopy dengan bebas tanpa terganggu tangan pasien yang melintang.
Tehnik pemasangan infus agar pembuluh darah mudah dicari, apalagi pada pasien yang bebadan gemuk biasanya sulit sekali ditambah pasien sedang cemas akan terjadi fase konstriksi pembuluh darah yang tidak biasanya. karena cemas sebagian besar membuat badan pasien memiliki suhu manjadi dingin ditambah suhu ac ruangan kamar operasi yang dingin membuat pembuluh darah mengalami fase konstriksi. Jadi ada trik untuk mengatasi hal tersebut, seperti :
-- Memposisikan bagian kepala tempat tidur semifowler agar posisi jantung pasien terletak diatas yang membuat aliran darah kebawah meningkat sehingga saat pergelangan tangan distuing akan cepat mengembang dan mudah di dapat.
-- setelah di stuing dapat menggunakan tehnik menggosok-gosokan tepat kemungkinan pembuluh darah berada atau dapat di tepuk sedikit agar tangan yang dingin akibat suhu ruangan atau stersor pasien dapat menjadi hangat sehingga pengembangan atau fasodilator akan terjadi dan pembuluh darah menjadi mengembang atau tampak membesar.
Begitu juga ruang pesian pasien berguna untuk menunggu dokter badah dan anestesi datang karena bila menunggu di ruang kamar operasi dengan beranekaragam alat bedah dan anestesi membuat spikologis pasien menjadi buruk.


  • Penatalaksanaan Penata Anestesi Dalam Tindakan Pembedahan.
Saat dokter bedah maupun dokter anestesi sudah datang pasien segera dipindahkan ke tempat ruang kamar operasi dengan pindah tempat tidur pula.
Pertama kita persiapkan terlebih dahulu pemasangan tangan pasien bila diperlukan dan disiapkan ikatan tangan atau restrain tetapi jangan dikikat dulu, restrain di gunakan setelah pasien tidur.
Kedua,pasang monitor TTV seperti alat tekanan darah yang sebaiknya di letakkan di tangan yang tidak terdapat infus atau lokasi operasi. Kemudian alat EKG monitor, dengan posisi yang baik diusahan tidak terkena bagian tulang yang menonjol. bagian kanan terletak di subclavia kanan dan kiri di subclavia kiri dan terakhir terletak di mid axilla intercostal 5, apabila mengganggu lokasi operasi bila diletakan di bagian punggung dengan sejajar letakan yang ada di dada.
Ketiga, kita cek ulang kesiapan obat anestesi yang akan digunakan dokter, kemudian ke adekuatan posisi infus, setelah itu cek kesiapan alat intubasi yang akan digunakan, lalu kesiapan ventilator dengan gas yang akan digunakan.
Keempat, kita siap dengan hanscun onsteril dan siap memengang face fase yang tersambung dengan ventilator.
Sebelum obat induksi diberikan oleh dokter anestesi kita harus melakukan time out pre induksi obat yang idealnya dilakukan oleh onloop
Adapun time out yang harus dicek yaitu:
-- Benar nama pasien, yang dicocokkan dengan gelang identitas pasien dan surat persetujuan tindakan operasi.
-- Benar nama tindakan operasi dan letak operasi, dengan disetujui oleh dokter anestesi ,dokter bedah dan pasien itu sendiri.
-- Benar nama dokter bedah atau operator. dengan menyebutkan nama dokter bedah, nama dokter anestesi , nama asisten dokter bedah, nama asisten intrumen bedah dan onloop, dan nama penata anestesi.
-- Dan terakhir pengecekkan kesiapan alat instrumen dan kesiapan obat emergensi si penata. dengan mengatakan telah siap.



  • Penatalaksanaan Penata Anestesi Di Ruang Pemulihan.
 Point yang harus  diperhatikan sebagai penata anestesi  di ruang pemulihan adalah sebagai berikut :

Pertama 
   Monitoring tanda-tanda vital yang biasanya dapat menggunakan alat khusus TTV seperti NIBP (pengukur  tekanan darah),  EKG (rekaman listrik jantung),  SPO2 (pendektesian saturasi oksigen dalam tubuh dengan satuan persen).

Kedua
   konfimasikan dengan kondisi klinis pasien seperti :
airway yaitu jalan napas pasien harus lancar dengan tidak ada bantuan dan dengan ada  bantuan seperti orofaring airway atau nasofaring airway dengan posisi kepala ektension. Breathing yaitu pernapasan dengan napas dada yang stabil dalam keadaan normal 12 sampai 20 x/menit (dewasa), 15 sampai 25 x/menit. Circulasi yaitu kondisi peredaran darah dengan observasi tekanan darah dan warna pembuluh darah perifer nilai normal 110/60 sampai 130/90mmhg dan nadi 60 sampai 80x/menit dan untuk anak dibawah balita dianjurkan hanya nadi 99 sampai 110 x/menit

Ketiga
  Periksa lokasi incici post operasi dengan keadaan terkini seperti tidak ada rembasan atau berdarah. kemudian tingkat nyeri incici luka post operasi

Keempat
   Dokumentasikan ke laporan catatan observasi dengan jelas dan dilakuakn setiap 15 menit selam observasi 1jam setelah pasien composmentis dan selebihnya menunggu jemputan dari pihak petugas keperawatan 



  • Penatalaksanaan penata Anestesi Saat pasien Dijemput.
  
Operan yang dilakukan menginformasikan data sebelum operasi, selama operasi dan sesudah operasi dengan kategori catatan dokter bedah dan catatan dokter anastesi

1 komentar: