

KEPATUHAN PERAWAT DALAM MENCUCI TANGAN
YANG BENAR
PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN
STIK SINT CAROLUS
2019


World Health Organization (WHO) menyatakan rumah sakit
adalah institusi perawatan kesehatan yang
menyediakan pelayanan komprehensif, penyembuhan penyakit (kuratif)
dan pencegahan penyakit (preventif) pada masyarakat.
Perawat adalah tenaga profesional yang berperan penting
dalam pelayanan rumah sakit serta memiliki kontak dengan pasien lebih lama.
Angka kejadian infeksi nosokomial telah dijadikan tolak
ukur untuk pelayanan rumah sakit dan ijin operasional sebuah rumah sakit dpat
dicabut karena tingginya angka kejadian infeksi nosokomial. (Septiari, 2012)

Tingkat kepatuhan pekerja kesehatan dalam menjaga
dirinya melalui upaya membersihkan tangan cukup rendah hal ini bisa diketahui
dari data riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2013) yang menunjukan 47% petugas
kesehatan yang berperilaku benar dalam mencuci tangan.
Studi yang dilakukan WHO di 55 rumah sakit di 14 negara
termasuk Eropa, Timur tengah, Asia tenggara, dan Fasifik menunjukan bahwa 8,7%
pasien rumah sakit menderita infeksi selama menjalani perawatan dirumah sakit.

qBerdasarkan laporan KPI unit lantai
5B RS Pondok Indah tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 terkait kepatuhan
melakukan cuci tangan dengan benar tidak pernah mencapai target yaitu 95%
rata-rata pencapaian kurang dari 50%.
qDari data kuesioner yang disebarkan ke 33 responden atau
perawat yang bertugas dilantai 5B didapatkan data 97% memiliki pengetahuan baik
menegenai hand hygiene, 59.2% mempunyai sikap yang baik, sedangkan sisa nya
40.8% memiliki sikap kurang baik mengenai hand hygiene, serta 55.2% memiliki
perilaku yang baik sedangkan sisa nya 44.8% memiliki perilaku yang kurang
baik.

Berdasarkan Karateristik perawat







qHand hygiene (kebersihan tangan) merupakan teknik dasar yang paling
penting dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi (Potter & Perry, 2003) dalam (Zulpahiyana, 2013).
qMenurut
Susianti (2008) dalam Zulpahiyana (2013), tujuan dilakukannya hand hygiene yaitu;
1)Menekan atau
mengurangi jumlah dan pertumbuhan bakteri pada tangan
2)Menurunkan
jumlah kuman yang tumbuh dibawah sarung tangan
3)Mengurangi
risiko transmisi mikroorganisme ke perawat dan pasien serta kontaminasi silang
kepada pasien lain, anggota keluarga, dan tenaga kesehatan lain.
4)Memberikan
perasaan segar dan bersih.













|
S -
O
|
W -
O
|
|
·Sf –
Oe
Melakukan
peninjauan dan revisi ulang SOP tiap tahun jika diperlukan dalam revisi serta melakukan re-sosialisasi secara
berkala
·S
a,b –
Oa
Bekerjasama dalam
melakukan
evaluasi
terhadap perawat menilai kendala dan mengadakan
re-sosialisasi ulang
|
·W
a,b,c,d – O a,b,c,d,e
Melakukan
sosialisasi dan resosialisasi terhadap perawat secara berkala dan setiap
handover serta memberikan motivasi untuk patuh dalam melakukan kebersihan tangan
·W
e,f – O a
Segera
melakukan evaluasi bulanan untuk segera malekukan pernaikan dengan
resosialisasi dan pelaksanaan cuci tangan secara langsung
|
|
S -
T
|
W -
T
|
|
·S a,
b– Ta,b,c
Meningkatkan
mutu dan pelayanan RS dengan melakukan resosialisasi
|
·We –Ta
Bekerjasama dengan nurse
edukasi dan Tim PPIRS dalam resosilasi
·Wf – Tb,c
Memberikan reward kepada staf yang patuh dalam
melakukan kebersihan tangan
|
Alasan perawat
tidak melakukan cuci tangan dengan benar 

Saran dan
rekomendasi dari perawat
ØPemberian reward
ØTingkatkan kesadaran perawat dalam melakukan kebersihan tangan
ØSosialisasi dan resosialisasi
tentang kebersihan tangan secara menyeluruh
ØProses mengingatkan diantara tim sebelum bekerja (Handover)
ØHandrub yang ramah dengan tangan
ØPenambahan tenaga perawat

